· Setelah pemasangan castable, dryout harus dilakukan untuk menghilangkan kadar air sehingga umur lining castable lebih panjang.
Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat melakukan dryout? Simak penjelasan dibawah!
Suhu
Suhu dimana bahan ditempatkan adalah hal yang paling penting. Amati prosedur yang direkomendasikan pemasok refraktori.
· Akses Burner
Rencanakan akses yang memadai yang memungkinkan penempatan pembakar kering sementara yang tepat ke dalam unit sehingga pengeringan atau pemanasan yang tepat dapat tercapai.
· Pembentuk
Pembentuk terutama bentuk kayu harus dihilangkan sebelum kering.
Sebagian besar bentuk jaraknya rapat dan cenderung menutupi atau mengisolasi hotface selama tahap kritis awal kekeringan pada suhu rendah.
Bahan kayu atau tabung yang menyala sekitar 230°C sehingga menciptakan suhu tinggi yang tidak terkendali kadang – kadang lebih dari 500°C dan yang mengakibatkan spalling castable dan atau runtuhnya lapisan plastik.
· Termocouples
Selama pemasangan refraktori adalah waktu terbaik untuk memasang termokopel yang tertanam ketika suhu antarmuka dari beberapa lapisan perlu diketahui untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kerusakan refraktori.
Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan proses dryout refractory jenis castable.
Pada saat material castable selesai terpasang, perlu dilakukan suatu proses yang disebut dryout. Dryout yaitu pemanasan awal lining lining castable dengan tujuan menghilangkan air tertinggal tanpa letusan yang menyebabkan lepasnya sebagian material atau explosive spalling.
Proses tersebut dilakukan dengan laju pemanasan dan lama penahanan secara terkendali. Fungsi lain dryout yaitu untuk membentuk jaringan dari susut retakan yang terdistribusi dengan baik.
Beberapa proses dryout diantaranya sebagai berikut.
Proses Dryout
1. Hidrasi adalah proses pembentukan ikatan secara kimia, molekul air dengan senyawa berkontak menjadi senyawa baru hidrat
2. Konversi adalah proses perubahan senyawa metastabil menjadi senyawa yang stabil
3. Dehidrasi adalah pelepasan molekul air oleh senyawa hidrat, umumnya melalui proses pemanasan
4. Curing proses (proses rawat) adalah perioda, dimulai dari dibentuk dengan penambahan air, semen bereaksi dan mengembangkan fasa pengikat hidrat
5. Setting stage adalah tahap awal dari proses curing dari semen mulai menjadi kaku (dari pasta bersifat fluid menjadi padatan kaku)
6. Hardening stage adalah tahap peningkatan kekuatan mekanis setelah tahap pengerasan
Air Dalam Castable
Air dalam Refraktori terdapat menjadi dua bagian, yaitu :
1. Air Pembentukan (Air Mekanis)
Air mekanis yaitu air yang ditambahkan dalam proses pembentukan untuk memodifikasi sifat yang disesuaikan dengan cara pembentukannya (kering, semi kering, plastis, cor). Air ini akan sebagian besar tertinggal di dalam kapiler pori dari bahan sebagai air bebas.
2. Air Hidrat
Air hidrat yaitu air yang terikat secara kimia dengan bahan membentuk hidrat dan dapat dihilangkan tanpa terlalu mengubah komposisi bahan. Proses pementukan hidrat diantaranya sebagai berikut:
· Jika laju reaksi hidrasi menurun dengan penurunan suhu curing maka waktu hidrasi semakin panjang.
Penghilangan Air
Beberapa tahapan penghilangan air dari lining castable diantaranya yaitu:
1. Evaporasi, Penguapan air pada suhu dibawah suhu titik didih (Tekanan uap air < Tekanan gas disekitar). Pengendalian evaporasi dapat dilakukan dengan menaikkan tekanan dengan menaikkan suhu refractory, menurunkan kelembaban gas relative, dan menurunkan tekanan gas ambient. Masalah yang sering terjadi yaitu tahapan evaporasi memakan waktu cukup lama.
2. Ebulisi, Penguapan air pada suhu sama atau lebih besar dari titik didihnya (Tekanan uap air ≥ Tekanan gas disekitar). Ebulisi dikendalikan dengan mengendalikan suhu dan laju pemanasan, porositas (melalui pengendalian curing, penambahan serat organic/serbuk logam) , dan curing.
3. Dehidrasi, Pelepasan air hidrat dari bahan.
Intensitas dan lama penghilangan air dari setiap tahapan bergantung pada trayek pemanasan, dan fitur produk seperti permeabilitas, konduktivitas panas, kadar semen, rasio luas permukaan / volume, ketebalan, dll.