Ada banyak klasifikasi material refractory. Diantaranya berdasarkan bentuk, sifat, komposisi, dan lain sebagainya.
Pada artikel kali ini akan dibahas klasifikasi refractory bata tahan api berdasarkan standar mutu.
Standar mutu bata tahan api mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh American Standard Testing and Materials atau ASTM International.
Lalu, apa saja klasifikasinya berdasarkan standar mutu ASTM International? Simak penjelasan di bawah ya!
Bata Silika (C 416-97 ASTM)
Komposisi Bata Silika sebagai berikut:
a) AI₂O₃ < 1,5 %
b) TiO₂ < 0,2 %
c) Fe₂O₃ < 2,5%
d) CaO < 4,0 %
Adanya kontaminan dalam bata silika cenderung menurunkan refractoriness dan penggunaannya terbatas.
Besarnya alkali dan alumina dapat digunakan untuk memperkirakan sifat refractoriness.
Bata Silika diklasifikasikan berdasarkan ketidakmurnian dan biasanya disebut flux factor.
Bata Alumina Silikat (fire clay) dan alumina tinggi (C 27-98 ASTM)
Bata Refraktori alumina-silika diproduksi dari berbagai kombinasi kadar alumina dan silika.
Variasi komposisi kimia cukup luas mulai dari hampir 100% alumina dengan sedikit silika, hingga hampir 100% silika dengan sedikit alumina.
Klasifikasi berdasarkan komposisi kimia dan sifat fisik terdiri dari :
1. Fire clay brick diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisik, bisa menjadi overlap antara kadar alumina dan silica:
Super-duty, High-duty, Semi-silica, Medium-duty, dan Low-duty.
2. Bata alumina tinggi (High Alumina Brick) diklasifikasikan berdasarkan kadar alumina: 50, 60, 70, 80, 85, 90, dan 99%.
Bata Isolasi Samot (Insulating Fire Brick)
Klasifikasi bahan isolasi panas dikenal sebagai bata isolasi samot (insullating fire brick). Bahan isolasi ini cocok digunakan untuk melapis tungku industri jenis tertentu.
Bata Isolasi AI₂O₃ - SiO₂ (fire brick) ASTM C 155 - 97 diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas |
Susut kemudian maks 2% pada Temp°C |
Bulk Density maks Lb/ft3 (g/cm3) |
16 |
845 |
0,54 |
20 |
1065 |
0,64 |
23 |
1230 |
0,77 |
26 |
1400 |
0,86 |
28 |
1510 |
0,96 |
30 |
1620 |
1,09 |
32 |
1730 |
1,52 |
33 |
1790 |
1,52 |
Demikian artikel mengenai klasifikasi bata tahan api berdasarkan standar mutu ASTM International.
Dapatkan batu tahan api berkualitas dengan menghubungi :
Phone: 0821-4280-8500
E-mail : info@lokarefractories.com
Loka Refractories - Selain tahan suhu dan tekanan tinggi, material tahan api juga harus tahan terhadap abrasi.
Abrasi sendiri yaitu kerusakan berupa pengikisan lining refractory akibat gesekan dengan material di dalam kiln/furnace/boiler.
Kerusakan refractory dapat menghambat proses industri dan menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Oleh karena itu, material refractory harus teruji tahan terhadap abrasi. Salah satu indikatornya yaitu Cold Crushing Strength (CCS) atau kuat tekan.
Apa itu cold crushing strength dan bagaimana pengujiannya? Langsung saja simak artikel di bawah ini!
- Apa itu Cold Crushing Strength?
Cold Crushing Strength atau disebut juga kuat tekan yaitu kemampuan bertahan bahan material refractory terhadap beban kompresi pada suhu kamar.
Dari uji CCS, didapatkan informasi terhadap kuat dalam transportasi, kesesuaian pembakaran dan ketahanan terhadap abrasi, bulk densitas dan porositas.
Ada banyak standar untuk melakukan uji CCS, salah satunya yaitu ASTM C133.
- Bagaimana Uji CCS Dilakukan?
Uji CCS dilakukan dengan meletakkan sampel batu tahan api atau semen tahan api mortar atau yang telah dicetak dan pada mesin khusus.
Kemudian, sampel tersebut akan ditimpa beban sampai mencapai beban maksimal dan mengalami keretakan (hydraulic compression). Beban maksimalnya akan digunakan untuk perhitungan nilai CCS.
Cold Crushing Strength juga menjadi salah satu indikator ketahanan terhadap abrasi untuk produk-produk PT. Loka Refractories.
Dapatkan materi yang teruji performa dan kualitasnya dengan menghubungi:
E-mail : info@lokarefractories.com
Phone : 031-7663307, 0821-4280-8500